Manfaat Selenium dan Dampak Negatif Ketika Konsumsi Berlebihan
Sumber makanan yang kaya selenium antara lain ikan, kerang, daging merah, ayam, telur, kacang-kacangan, biji-bijian, dan produk-produk susu. Kandungan selenium dalam tanah di suatu wilayah juga berpengaruh pada kadar selenium dalam tanaman yang tumbuh di wilayah tersebut.
Sumber:
- Rayman, M. P. (2000). The importance of selenium to human health. The Lancet, 356(9225), 233-241.
- Hatfield, D. L., & Gladyshev, V. N. (2002). Selenium: its molecular biology and role in human health. Springer Science & Business Media.
Manfaat Selenium
Selenium memiliki berbagai manfaat penting bagi kesehatan manusia. Berikut beberapa manfaat utama selenium yang didukung oleh penelitian ilmiah:
- Antioksidan dan Perlindungan Sel: Selenium berperan sebagai komponen penting dalam enzim antioksidan seperti glutathione peroxidase, yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas dan stres oksidatif. Ini dapat membantu mencegah penyakit degeneratif dan penuaan dini.
- Dukungan Sistem Kekebalan Tubuh: Selenium berperan dalam regulasi sistem kekebalan tubuh dan membantu meningkatkan respons kekebalan terhadap infeksi dan penyakit.
- Fungsi Kelenjar Tiroid: Selenium diperlukan untuk produksi hormon tiroid yang normal, sehingga berperan penting dalam menjaga fungsi tiroid yang sehat dan metabolisme tubuh.
- Kesehatan Jantung: Penelitian menunjukkan bahwa asupan selenium yang memadai dapat berkontribusi pada kesehatan jantung dengan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan mengatur tekanan darah.
- Kesehatan Reproduksi: Selenium berperan dalam kesehatan reproduksi dan kesuburan, terutama pada pria. Mineral ini memiliki peran dalam produksi sperma dan regulasi hormon seksual.
- Kesehatan Tulang: Selenium berinteraksi dengan mineral lain dalam tubuh, seperti kalsium dan vitamin D, yang mendukung kesehatan tulang.
- Perlindungan Terhadap Kanker: Beberapa penelitian awal mengindikasikan bahwa asupan selenium yang memadai dapat berhubungan dengan penurunan risiko beberapa jenis kanker, seperti kanker prostat dan kanker paru-paru. Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami hubungan ini lebih lanjut.
- Pemeliharaan Kesehatan Kulit: Selenium dapat membantu menjaga kesehatan kulit dan mencegah kerusakan akibat paparan sinar ultraviolet.
Referensi:
- Rayman, M. P. (2000). The importance of selenium to human health. The Lancet, 356(9225), 233-241.
- Brown, K. M., Arthur, J. R., & Morrice, P. C. (2009). Selenium supplementation and skeletal muscle gene expression. Biology of Trace Element Research, 130(2), 162-172.
- Kieliszek, M., Błażejak, S., & Gientka, I. (2017). Selenium: Significance, and outlook for supplementation. Nutrition, 33, 83-89.
Makanan yang mengandung selenium meliputi:
- Ikan: Tuna, sarden, salmon, trout, ikan cod, dan ikan haring.
- Daging: Daging sapi, daging ayam, dan daging kalkun.
- Telur: Telur ayam mengandung sedikit selenium dalam kuning telur.
- Biji-bijian: Biji bunga matahari, kacang-kacangan, dan kacang almond.
- Gandum: Roti gandum dan produk gandum utuh.
- Produk susu: Susu dan yogurt.
- Sayuran: Brokoli, bayam, jamur, dan kentang.
- Beras: Beras merah dan beras utuh.
- Seafood: Kerang, udang, kepiting, dan lobster.
- Rayman, M. P. (2000). The importance of selenium to human health. The Lancet, 356(9225), 233-241.
- National Institutes of Health (NIH). (2021). Selenium: Fact Sheet for Health Professionals. Office of Dietary Supplements.
Memanfaatkan selenium dengan baik dan benar melibatkan mengonsumsi makanan yang mengandung selenium dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk memanfaatkan selenium dengan baik:
- Konsumsi Makanan Sumber Selenium: Pilih makanan yang kaya akan selenium, seperti ikan, daging, telur, biji-bijian, sayuran hijau, dan produk susu.
- Variasikan Sumber Makanan: Cobalah untuk mencampur berbagai jenis makanan sumber selenium dalam diet Anda, sehingga Anda mendapatkan manfaat yang beragam.
- Pertimbangkan Kebutuhan Harian: Dosis harian yang direkomendasikan untuk selenium bervariasi berdasarkan usia dan kondisi kesehatan individu. Pastikan Anda memenuhi kebutuhan harian Anda, tetapi hindari konsumsi berlebihan yang bisa berpotensi berbahaya.
- Pangan Utuh: Lebih baik memilih makanan utuh yang mengandung selenium daripada suplemen. Makanan utuh biasanya memberikan nutrisi yang lebih seimbang dan memiliki efek samping yang lebih rendah daripada suplemen.
- Pertimbangkan Diet Seimbang: Jangan hanya fokus pada satu nutrisi saja. Konsumsilah diet yang seimbang dan kaya akan berbagai nutrisi esensial.
- Konsultasi dengan Ahli Gizi: Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang asupan selenium Anda atau ingin memanfaatkannya untuk tujuan kesehatan tertentu, konsultasikan dengan ahli gizi atau profesional medis.
- Rayman, M. P. (2000). The importance of selenium to human health. The Lancet, 356(9225), 233-241.
- National Institutes of Health (NIH). (2021). Selenium: Fact Sheet for Health Professionals. Office of Dietary Supplements.
Berlebihan dalam mengonsumsi selenium dapat menyebabkan efek samping dan dampak negatif pada kesehatan. Beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi akibat konsumsi selenium yang berlebihan adalah sebagai berikut:
- Toksisitas Selenium (Selenosis): Konsumsi selenium yang berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan keracunan selenium atau selenosis. Gejala selenosis termasuk kerusakan kulit, kerusakan rambut, kuku rapuh, gangguan saraf, gangguan pencernaan, dan masalah pada organ vital seperti hati dan ginjal.
- Gangguan Pencernaan: Konsumsi selenium dalam dosis yang berlebihan juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti mual, muntah, diare, dan nyeri perut.
- Gangguan Neurologis: Keracunan selenium dapat menyebabkan gangguan neurologis seperti kelemahan otot, kekakuan otot, dan gangguan keseimbangan.
- Gangguan Ginjal dan Hati: Berlebihan dalam mengonsumsi selenium dapat memberikan tekanan ekstra pada ginjal dan hati, yang dapat menyebabkan kerusakan organ tersebut.
- Efek Hormonal: Konsumsi berlebihan selenium telah dikaitkan dengan gangguan pada hormon tiroid, yang dapat mempengaruhi fungsi tiroid dan keseimbangan hormon dalam tubuh.
- Interaksi Obat: Selenium dalam dosis yang berlebihan juga dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, seperti obat kemoterapi, dan memengaruhi efek obat tersebut.
Sumber:
- Rayman, M. P. (2000). The importance of selenium to human health. The Lancet, 356(9225), 233-241.
- National Institutes of Health (NIH). (2021). Selenium: Fact Sheet for Health Professionals. Office of Dietary Supplements.
- Institute of Medicine (US) Panel on Dietary Antioxidants and Related Compounds. (2000). Dietary Reference Intakes for Vitamin C, Vitamin E, Selenium, and Carotenoids. National Academies Press.
Komentar
Posting Komentar